BAB
7
MANUSIA
DAN PENDERITAAN
A.
Pengertian
Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata
derita berasal dari bahasa sansekerta dhra { artinya menahan atau menanggung.
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan itu dapat lahir atau_ti_n~atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan
manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga
yang ringan. Namur peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas
penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum
tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan
merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk
mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang,
hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau
kebahagiaan kepada umatnya, tetapi jugs memberikan penderitaan atau kesedihan
yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya.
Untuk itu pads umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya,
hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang
dibenkanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat benipa mimpi sebagai
pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui
membaca koran tentang banyak kelebihan dibandingkan dengan mahiuk ciptaannya
yang lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakannya ? Bagi
manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan
dinnya untuk bertobat kepadaNya dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan
Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh
lebih besar dari dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan
menerima takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperolch suatu kedamaian
dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan beikurang penderitaan yang
dialaminya, untuk akhimya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan
cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.
Baik dalam Al Quran maupun kitab suci agama
lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami
oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan.
Tetapi umunya manusia kurang mempethatikan peringatan tersebut, sehingga manusia
mengalami penderitaan.
Hal itu misalnya dalam surat Al.lnsyigoq:6
(q) dinyatakan “manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan. Ayat
tersebut hares diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras untuk dapat
melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harms menghadapi
alam (menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak botch
lupa untuk taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya,
atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya. maka akibatnya manusia akan
menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami
oleh keluarganya. Penderitaan semacam itu kai na kesalahannya sendiri.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam
kehidupan. Banyaknya macanl kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan
manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya? Penderitaan
fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau
menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya tedetak pada
kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.
Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan
“resiko” karena seseorang mau hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia
atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.
B.
Hubungan
Manusia dan Penderitaan
Dimana ada hitam pasti selalu ada putih, arti
dari kata-kata itu adalah dimana ada kesedihan pasti ada juga kebahagiaan.
Hari-hari manusia tidak hanya selalu diliputi kegembiraan, pasti di sisi lain
terliput juga kesedihan yang mendalam. Kita melihat banyak orang tertawa lepas
tanpa memikirkan hari esok apakah bisa untuk tertawa seperti itu lagi. Yah, di
luar sana kita lihat banyak orang yang menangis meraung-raung karena bingung
dan beratnya menghadapi cobaan hidup yang dipikulnya. Banyak hal terkait di
antara hubungan antarmanusia salah satunya yaitu dengan penderitaan.
Hubungan antarmanusia juga bisa menimbulkan
penderitaan, karena dalam hubungan itu sering terjadi pergesekan dan
perbenturan. Secara ekstrim, filsuf dan sastrawan Jean Paul Sartre menyimpulkan
dalam sebuah dramanya, bahwa “neraka adalah orang lain!”
Manusia lazimnya memiliki dua fungsi dalam
konteks hubungannya dengan manusia lain, yakni sebagai individu dan sebagai
anggota masyarakat. Karenanya, hubungan antarmanusia juga bisa disederhanakan
menjadi dua jenis: hubungan seorang manusia dengan seorang manusia lain
(hubungan antarindividu), dan hubungan seorang manusia dengan masyarakatnya.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan
manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan
ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya
Intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh
seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu
penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah
awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Memang harus diakui, di antara
kita dan dalam masyarakat, masih terdapat banyak orang yang sungguh-sungguh
berkehendak baik, yaitu manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam
yang ditujukan kepada sesama; manusia yang tidak saja prihatin, melainkan
berperan-serta mengurangi penderitaan sesamanya; bahkan juga berusaha untuk
mencegah penderitaan atau paling tidak menguranginya; serta manusia yang
berusaha keras tanpa pamrih untuk melindungi, memelihara dan mengembangkan
lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan alamiah manusia
untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu merupakan bagian
yang terkandung di dalam kemanusiaannya. Orang harus memburu-buru berlelah di
bawah matahari untuk mendapatkan apa yang diingininya, makan rezeki yang
diperoleh dengan susah payah. Namun itu pun juga tidak melepaskan penderitaan
yang dialaminya. Pertanyaan yang paling tepat bukan untuk mengakhiri
penderitaan, tetapi bagaimana menikmati penderitaan. Penderitaan itu ada, dan
kehidupan ini seperti sebuah siklus mengalami penderitaan dan kesukaran; jadi
bagaimana saya menemukan sukacita di dalam penderitaan dan kesukaran yang
sedang dihadapi?
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada
yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan
kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak
bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain,
apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara. Itulah anugrah. Dan adalah
tawaran istimewa bagi kita semua untuk menjalani kehidupan ini sebagai sebuah
perjalanan untuk mengalami anugrah demi anugrah-Nya di dalam menghadapi setiap
kesukaran dan penderitaan yang ada. Di dalam kuasa anugrah dan kebenaran-Nya,
sebenarnya rumah kita yang sejati bukanlah di dunia ini, tetapi di dalam
kekekalan bersama dengan Allah, dimana tidak ada penderitaan, kesukaran,
kesedihan dan air mata, karena semuanya diganti dengan sorak sorai, sukacita,
dan kebahagiaan yang sejati.
Sebaiknya bila kita sedang dihadapkan dengan
musibah, kiranya penghiburan yang sejati dari Allah mengganti setiap
penderitaan dan kesukaran hidup kita dengan sorak sorai dan sukacita.
C. Penderitaan dan Siksaan
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan.
Siksaan: dapat berupa siksaan jasmani atau badan dan bisa juga siksaaan rohani.
Akibat siksaan yang dialami seseorang timbullah penderitaan. Dalam kitab suci
al-quran dijelaskan tentang siksaaan yang dialami manusia nanti jika musyrik,
syirik, dengki, fitnah, mencuri, bohong dan sebagainya.antara lain dalam (surat
al-ankabut ayat 40)
Dalam hal ini siksaan yang sifatnya psikis dimisalkan menjadi :
1.
Kebimbangan
2.
Kesepian
3.
Ketakutan
Penyebab
orang merasa ketakutan :
1.
claustrophobia : takut
terhadap ruang tertutup
2.
Agorophobia : takut terhadap
ruangan terbuka
3.
Gamang : takut berada di
tempat ketinggian
4.
Kegelapan : takut bila
berada di tempat gelap
5.
Kesakitan : takut yang
disebabkan rasa sakitf. Kegagalan : takut akan mengalami kegagalan
Contoh
siksaan
·
Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu
penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin,
besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri
darinya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter sekalipun.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian
peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab
akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang
menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa
tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.
·
Neraka
Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga
terbayang dalam ingatan kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan
penderitaan yang hebat. Jelaslah bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan
penderitaan terdapat hubungan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empat
hal itu merupakan rangkaian sebab-akibat.
Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila
kita berbicara tentang neraka tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang
dosa juga berbicara tentang kesalahan. Dalam
Al Qur’an banyak ayat yang berisi tentang siksaan di neraka atau ancaman
siksaan.
D.
Kekalutan
mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal dengan
kekalutan mental. Kelalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat kemampuan
seseorang tidak dapat menghadapi masalahya. Gejala-gejala permulaan bagi
seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
·
Nampak pada jasmani yang sering pusing, sesak
napas, demam, nyeri pada lambung
·
Nampak pada kejiwaanya rasa cemas, kekalutan,
apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan
kejiwaan adalah :
·
Gangguan kejiwaan terlihat dalam kehidupan
sehari-harinya baik jasmani maupun rohani
·
Usaha mempertahankan diri dengan cara
negative
·
Kekalutan merupaka titik patah dan yang
bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya
kekalutan, dapat disebutkan antara lain sebagai berikut :
·
Kepribadian yang lemah
·
Terjadinya konflik social budaya
·
Cara pematangan batin
Proses-proses kelautan
mental yang dialami seseorang mendorongnya ke arah :
·
Positif, trauma yang dialami dapat dilewati
dengan baik untuk tetap survive menjalani hidup.
·
Negative, trauma yang dialami
berlarut-larut sehingga dia mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat
tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
1.
Agresi
2.
Regresi
3.
Fiksasi
4.
Proyeksi
5.
Identifikasi
6.
Narsisme
7.
Autism
Penderita
kekalutan mental terdapat dalam lingkungan seperti :
·
Anak-anak muda
·
Kota-kota besar
·
Wanita
·
Orang yang tidak beragama
·
Orang yang terlalu mengejar materi